Potensi Pertanian Non Pangan

PERTANIAN dalam arti sempit sering diartikan sebagai proses budidaya tanaman untuk pangan saja, namun seiring perkembangan pengetahuan pertanian juga telah diartikan sebagai proses pembudidayaan makhluk non tanaman seperti ikan, ternak, dan tanaman yang bukan untuk dimakan (non pangan) seperti budidaya hutan dalam bentuk hutan tanaman industri dan lain-lain. Dewasa ini pengertian pertanian pun semakin luas yakni mencakup seluruh rangkaian usaha agribisnis, mulai dari pembibitan, pembudidayaan, pemanenan, pengadaan sarana produksi pertanian serta pengelolaan dan pemasarannya.

Sektor pertanian hingga kini masih menjadi salahsatu sektor utama yang banyak mengambil tenaga kerja dan memberikan devisa yang besar bagi Negara. Jika diklarifikasikan, sektor pertanian dapat dibagi menjadi delapan subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor jasa pertanian dan peternakan, subsektor kehutanan, subsektor penangkapan dan penangkaran satwa liar, subsektor perikanan laut, dan terakhir subsektor perikanan darat (Andi Hakim Nasution).

Menurut kebanyakan orang pertanian hanya terbatas pada subsektor pertanian yang pertama yaitu subsektor tanaman pangan. Banyak yang beranggapan bahwa bertani adalah bercocok tanam padi, singkong, jagung, dan tanaman pangan lainnya. Jika kita mencermati subsektor pertanian yang lain, maka kita seharusnya bisa mandiri menopang satu subsektor pertanian yang dianggap paling utama tersebut.

Sebagai contoh, subsektor perkebunan memiliki komoditi andalan yaitu karet, kopi, dan kelapa sawit. Untuk kawasan Asia, Indonesia pernah menjadi penghasil terbesar karet alam. Bahkan untuk produksi minyak kelapa sawit sempat menduduki posisi ke 2 di dunia setelah Malaysia yang sebenarnya diharapkan menjadi penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia pada tahun 2006 kemarin. Subsektor perkebunan ini menjadi salahsatu subsektor pertanian yang utama yang harus selalu diawasi dan dipantau perkembangannya oleh pemerintah karena memiliki potensi yang luar biasa.

Subsektor peternakan yang sempat ramai dibicarakan baru-baru ini pun harus tetap menjadi sorotan. Wilayah timur yang menjadi sumber utama daging ternak terutama sapi dan kerbau harus selalu mendapat dukungan dari semua pihak. Swasembada daging yang dicanangkan akan terjadi pada tahun 2014 harus sudah dijadikan visi bersama. Hal ini tidak akan pernah terwujud jika setiap pihak yang terkait tidak saling membantu mewujudkan visi besar tersebut.

Perkembangan setiap subsektor pertanian harus selalu dipantau. Usaha jasa untuk merawat tanaman dan ternak demi pengobatan dan pencegahan penyakit juga harus diperhatikan. Dan subsektor terakhir yakni perikanan laut dan darat bisa menjadi salahsatu alternatif jangka panjang untuk pertanian non pangan, sebab sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut dan perairan. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Pemerintah dapat bekerjasama dengan petani-petani ikan dan nelayan untuk mengembangkan potensi yang ada. Kontrol dari pemerintah tentang tata cara bertani yang baik pun harus menjadi prioritas utama.

Harmonisasi subsektor utama pertanian dengan subsektor pertanian yang lain diharapkan mampu menopang dan memajukan kualitas bidang pertanian di negeri ini. Jika pertanian makmur, maka ekonomi pun akan bangkit. Tak ada yang tak mungkin jika kita bekerjasama. Bersama memajukan pertanian Indonesia.

Dimuat di berita99.com

About Ikhwan Al Amin

"I am a mathematician, but very interested to writing on media especially about politics and world of education characters. Loved sastra. Studied in Bogor Agricultural University, Indonesia."
This entry was posted in Opini and tagged , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Potensi Pertanian Non Pangan

  1. jokomulyono says:

    welcome

Leave a comment